-->

Morfologi, Klasifikasi, Ekologi Tumbuhan Sagu

Ditulis oleh: Materi Belajar Inside
Berikut ulasan mengenai Morfologi, Klasifikasi, Ekologi Tumbuhan Sagu. Silahkan disimak!

A.  Morfologi

Metroxylon sagu  (Sagu) merupakan tanaman penghasil pati yang sangat potensial di masa yang akan datang. Sagu memiliki circumcriptio (bangun daun) ligulatus (bangun pita), intervenium (daging daun) perkamenteus (seperti perkamen), margo folii yang integer (rata), apex folii (ujung daun) acutus (runcing), basis folii (pangkal daun) obtusus (tumpul), nervatio (tulang daun) rectinervis (sejajar), permukaan daun yang scaber (kasap) dan duduk daun  roset batang, (Anonim, 2011).


B.  Klasifikasi

Adapun klasifikasi dari tumbuhan ini sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Monocotyledoneae
Ordo : Arecales
Familia : Arecaceae
Genus : Metroxylon
Spesies : Metroxylon sagu


C.  Ekologi

Penyebarannya meliputi Melanesia Barat sampai India Timur dan dari Mindanao Utara sampai pulau Jawa dan Nusa Tenggara bagian selatan. Tanaman sagu tumbuh secara alami terutama di daerah dataran atau rawa dengan sumber air yang melimpah. Tanaman sagu dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 1.250 m di atas permukaan laut dengan curah hujan 4.500 mm/tahun, kelembaban 60% - 65% dan pH tanah 4 - 7,5 serta suhu 25° - 28°C. Sekitar 50% tanaman sagu dunia atau 1.128 juta ha tumbuh di Indonesia dan 90% dari jumlah tersebut atau 1.015 juta ha berkembang di provinsi Papua dan Maluku sekitar 40%  dari jumlah tegakan sagu di Papua (seluas 300.000 ha) merupakan tanaman produktif yang siap panen sehingga potensi ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber cadangan pangan pada masa yang akan datang (Tenda 2004).


D.  Nilai medis

Masyarakat Papua mengonsumsi sagu dalam bentuk papeda basah, papeda kering, dan bentuk lempengan. Ada pula sebagian masyarakat pendatang yang telah membuatnya menjadi berbagai kue dengan bentuk dan rasa yang beragam. Pati teroksidasi digunakan pada industri kertas, tekstil, dan berbagai industri pangan. Dalam industri kertas, pati teroksidasi digunakan sebagai bahan pelapis. Dalam industri  pangan, pati teroksidasi digunakan sebagai pengental, pengemulsi, pengikat, dan pencegah sinerisis untuk mempertahankan mutu pangan. Selain sebagai sumber pati, bagian – bagian tanaman sagu seperti batang dan daun dapat digunakan untuk bahan pembuatan rumah, jembatan, dan alat rumah tangga. Selain itu, masyarakat telah memanfaatkan limbah pohon sagu untuk memelihara ulat sagu sebagai makanan berprotein tinggi, (Limbongan et al. 2005).


E.  Nilai komersial

Pada daerah-daerah yang terisolasi dan sulit dijangkau seperti Papua, pengolahan sagu masih dilakukan secara tradisional. Menurut Oates dan Hicks (2002), cara pengolahan secara tradisional sejak beberapa ratus tahun lalu hanya sedikit mengalami perubahan. Ada empat level teknologi pengolahan sagu yang dilakukan masyarakat, yaitu micro-scale technology, small-scale technology, semi-mechanized technology, dan fully-mechanized technology. Di Papua, cara pengolahan skala mikro dilakukan di sekitar tempat sagu ditebang dengan menggunakan sumber air dari sungai atau danau, (Anonim, 2011)

Sekian artikel dari Materi Belajar Inside mengenai Morfologi, Klasifikasi, Ekologi Tumbuhan Sagu, yang dapat kalian jadikan acuan untuk belajar.
Lihat juga:
Kumpulan Artikel Tentang IPA (Biologi, Fisika, Kimia)