-->

Morfologi, Klasifikasi, Ekologi Tanaman Johar

Ditulis oleh: Materi Belajar Inside
Berikut ulasan mengenai Morfologi, Klasifikasi, Ekologi Tanaman Johar. Silahkan disimak!

a. Morfologi

Pohon tinggi 2-20 m dengan batang lurus dan pendek, gemang jarang melebihi 50cm. Pepagan (kulit batang) berwarna abu-abu kecoklatan pada cabang yang muda; percabangan melebar membentuk tajuk yang padat dan membulat.  Daun menyirip genap, 10 - 35 cm panjangnya; dengan tangkai bulat torak sepanjang 1,5 - 3,5 cm yang beralur dangkal di tengahnya; poros daun tanpa kelenjar; daun penumpu meruncing kecil, 1 mm, mudah rontok. Anak daun 4 - 16 pasang, agak menjangat, jorong hingga jorong-bundar telur, 3 - 8 cm × 1 - 2,5 cm, panjang 2 - 4 × lebarnya, pangkal dan ujungnya membulat atau menumpul, gundul dan mengkilap di sisi atas, dengan rambut halus di sisi bawah. Bunga terkumpul dalam malai di ujung ranting, panjang 15—60 cm, berisi 10—60 kuntum yang terbagi lagi ke dalam beberapa tangkai (cabang) malai rata. Kelopak 5 buah, oval membundar, 4—9 mm, tebal dan berambut halus. Mahkota bunga berwarna kuning cerah, 5 helai, gundul, bundar telur terbalik, bendera dengan kuku sepanjang 1—2 mm. Benangsari 10, yang terpanjang lk. 1 cm; kurang lebih sama panjang dengan bakal buah dan tangkai putiknya.(Wikipedia, 2011).


b. Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Dycotiledonae
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Cassea
Species : Cassea siamea


c. Ekologi

Asal-usul johar adalah dari Asia Selatan dan Tenggara.[3][4] Tumbuhan ini telah dibudidayakan begitu lama, sehingga tanah asalnya yang pasti tidak lagi diketahui. DiIndonesia, johar diketahui tumbuh alami di Sumatra. Johar dapat tumbuh baik pada pelbagai kondisi tempat; akan tetapi paling cocok pada dataran rendah tropikadengan iklim muson, dengan curah hujan antara 500—2800 mm (optimum sekitar 1000 mm) pertahun, dan temperatur yang berkisar antara 20—31 °C. Johar menyukai tanah-tanah yang dalam, sarang, dan subur, dengan pH antara 5,5—7,5. Tanaman ini tidak tahan dingin dan pembekuan, tidak bagus tumbuhnya di atas elevasi1300 m dpl.(Wikipedia, 2011).


d. Nilai Medis

Tanaman johar sangat dikenal dari Zaman nenek moyang dulu untuk mengobati berbagai macam penyakit diantara nya penyakit malaria.Kekayaan hayati yang sudah dimanfaatkan nenek moyang kita sejak ratusan tahun lalu, sampai kini masih potensial dikembangkan. Salah satunya adalah tanaman johar (Cassia siamea Lamk), yang telah digunakan secara empirik tradisional untuk mengobati malaria. Pengobatan malaria menjadi penting, karena saat ini berbagai upaya untuk mengatasi malaria masih belum memuaskan. Penggunaan johar untuk atasi malaria sudah dilakukan masyarakat Jawa. Sedang di Aceh johar dikenal sebagai obat tradisional untuk penyakit kuning atau hepatitis. Alternatif pengobatan malaria diperlukan, karena resistensi parasit malaria terhadap beberapa obat modern banyak terjadi. Misal klorokuin di hampir semua provinsi di Indonesia. Daerah endemik malaria pun makin meluas. Perusakan lingkungan yang makin tak terkendali, membuat pemberantasan penyakit maupun vektornya makin berat. Kebiasaan  menggunakan johar kemudian diteliti, untuk menjawab cara kerjanya dalam mengatasi malaria.

Mungkinkah dapat membunuh parasit malaria, menurunkan demam, atau meningkatkan daya tahan tubuh? Maka dilakukanlah penelitian pengaruh johar terhadap Plasmodium berghei in vivo pada mencit dan Plasmodium falciparum in vitro. Dilakukan pula penelitian untuk melihat efek antipiretik johar pada tikus yang didemamkan. Untuk mengetahui peningkatan daya tahan tubuh, dilakukan penelitian imunomodulator menggunakan tikus. Selain itu, ada berbagai penelitian pelengkap antara lain toksisitas akut sampai subkronik, penelitian mutagenik untuk mengetahui efek perubahan gen yang dapat mengarah pada timbulnya kanker dan penelitian fitokimia untuk mengetahui kandungan zat berkhasiat, serta penelitian formulasi untuk memperoleh formula terbaik dilihat dari sisi teknologi farmasi. Para peneliti obat tradisional di Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi dan Obat Tradisional, Badan Litbangkes Depkes RI, sudah mampu melakukan semua prosedur penelitian di atas. Namun, sebelum penelitian berlangsung, perlu dilakukan penelitian pendahuluan untuk mengetahui berbagai bentuk sediaan tanaman johar berdasarkan polaritasnya. Antara lain bentuk infus, ekstrak etanol 70 persen, ekstrak kloroform, ekstrak eter-minyak bumi.

Ternyata ekstrak etanol 70 persen toksisitasnya paling rendah sedang beberapa efek farmakologinya paling baik. Karena itu, digunakanlah bahan uji berupa ekstrak etanol 70 persen . Garis besar penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. Berdasarkan penelitian toksisitas akut menurut cara Weil dan kawan-kawan, ekstrak etanol 70 persen daun johar tergolong tidak toksik. Cara menggunakan Daun Johar : Caranya dengan menggunakan 3/4 genggam daun johar segar, dicuci lalu direbus dengan air bersih tiga gelas hingga tinggal lebih kurang tiga perempatnya. Sesudah dingin disaring lalu diminum dicampur dengan madu secukupnya diminum 3 kali sehari masing-masing 3/4 gelas. Daun-daun johar, bunga dan polongnya yang muda dapat dijadikan pakan ternak ruminansia, namun kandungan alkaloida di dalamnya terbukti toksik (beracun) bagi non-ruminansia seperti babi dan unggas.  Akan tetapi setelah melalui perebusan dan penggantian airnya beberapa kali, daun-daun johar yang muda dan bunganya dapat dimanfaatkan sebagai sayuran dalam masakan lokal di Thailand dan Srilanka. Johar juga menghasilkan zat penyamak dari pepagan, daun dan buahnya. Akarnya digunakan untuk mengobati cacingan dan sawan pada anak-anak. Kayu terasnya berkhasiat sebagai pencahar, dan rebusannya digunakan untuk mengobati kudis di Kamboja. Sementara di Jawa Tengah, teh johar yang dihasilkan dari rebusan daunnya dipakai sebagai obat malaria. Daun-daun dan bagian tumbuhan lainnya dari johar mengandung senyawa-senyawa kimia seperti antrakinona, antrona, flavona, serta aneka triterpenoida dan alkaloida, termasuk pula kasiadimina (cassiadimine). (Anonim, 2011).


e. Nilai Ekonomi

Pohon johar selain memiliki nilai medis yang bermanfaat mengobati berbagai penyakit melalui daunnya, juga sangat memiliki nilai ekonomi, dimana batangnya merupakan salah satu komoditi yang banyak dimanfaatkan sebagai meubel. Bibit pohon johar sendiri dipasaran di jual seharga Rp. 35000 perpollybag. (Wikipedia, 2011)

Sekian artikel dari Materi Belajar Inside mengenai Morfologi, Klasifikasi, Ekologi Tanaman Johar, yang dapat kalian jadikan acuan untuk belajar.
Lihat juga:
Kumpulan Artikel Tentang IPA (Biologi, Fisika, Kimia)